Sekilas mendengar nama pulau Nusakambangan langsung memberikan kesan
angker. Pulau yang dikenal sebagai tempat Lembaga Pemasyarakatan (LP)
berkeamanan tinggi dan biasa dihuni oleh para narapidana kelas berat,
ternyata mempunyai sisi lain yang layak dinikmati traveler. Ada 2 jalur
penyebrangan menuju pulau Nusakambangan. Pertama melalui pelabuhan
Sodong dan bersandar di pelabuhan feri Wijayapura. Feri penyebrangan
khusus ini juga di nakhodai dan di awaki oleh Petugas Pemasyarakatan
(pegawai LP), bukan dari Departemen Perhubungan, khusus untuk
kepentingan transportasi pemindahan narapidana dan juga melayani
kebutuhan tranportasi pegawai LP itu sendiri beserta keluarganya. Jadi
jika ingin menuju lapas, dapat melalui jalur ini dan sesuai izin dari
pegawai LP di pelabuhan. Sedangkan jalur kedua adalah jalur wisata,
dimana penyebrangan dapat dilakukan melalui Teluk Penyu. Hanya dengan
membayar Rp. 15.000,-/org pp untuk sewa perahu, kita akan dibawa ke
Nusakambangan bagian timur yang saat ini sudah dikembangkan menjadi
jalur wisata. Di Nusakambangan Timur ini kita dapat melihat benteng
peninggalan Portugis dan Pantai Pasir Putih Karang Bolong. Kami memilih
jalur kedua karena tujuan kami memang hanya berwisata saja. Kebetulan
driver perahu kami, yang mengaku bernama Ryan (baca Rayen), mengajukan
diri sekaligus menjadi tour guide selama kami menjelajah Nusakambangan
Timur. Dimulai dengan tracking selama kurang lebih 10 menit, barulah
gerbang benteng terlihat. Benteng yang menurut cerita terdiri dari 4
lantai tersebut, hanya meninggalkan sisa-sisa reruntuhan dan sebagian
bangunan saja. Benteng ini bisa dikatakan hancur karena termakan usia,
bukan sengaja dihancurkan oleh penjajah lain. Beberapa ruang yang masih
tersisa seperti ruang absen, penjara kecil yang digunakan untuk memuat
20 orang dalam kondisi dirantai dan tidak diberi makan, ruang pengintai
dan meriam disertai alas pemutarnya. Setelah kurang lebih 1 jam
mengitari benteng, barulah kami diajak ke pantai pasir putih karang
bolong. Tidak terlalu indah, tapi cukup worth it untuk dilihat dan
dinikmati.
|
Sisa reruntuhan benteng |
|
Bagian depan benteng |
|
Jalur menuju Pantai Pasir Putih |
|
Sunset di Nusakambangan |
|
Bersama guide kami, Ryan (baca Rayen) |
|
Jalur menuju benteng |
|
Ruang pengintaian |
|
Lubang pengintaian datangnya musuh |
|
Penjara yang diisi 20 orang |
|
Pantai Pasir Putih |
|
Gerbang Pulau Nusakambangan |
|
Sisa benteng yang telah runtuh |