my journey

my journey

Minggu, 13 Januari 2013

Menuju Siem Reap (Hari 2)

14 November 2012,

05.45 WIB aku, Pagit dan Ina (kami sekamar) turun ke lobby. Ternyata di lobby sudah ada mba Umah dan Isti. Masih kurang lengkap karena Asty dan Dita (adiknya) belum terlihat. Aw..bagaimana caranya memanggil mereka ya? Secara jaringan Wi-Fi hanya ada di kamar, pesawat telepon di lobby terkunci, dan kamar mereka berada di lantai 5 -_-". Sudahlah kami tunggu saja, mungkin sedang proses turun tangga. Dan 5 menit kemudian mereka pun tiba di lobby, syukurlahhh...kami pun siap berangkat.

Tapi...ups!! lahh...bagaimana caranya kami keluar jika pintu hotel masih terkunci. Kondisi lobby memang masih gelap pada saat kami turun. Kami duduk disitu dengan penerangan seadanya dari pojokan tempat sembahyang mereka. Jangankan sarapan gratis yang sangat kami harapkan, pelayan hotel pun tak satupun terlihat. Ahh...kami terlalu pagi untuk check out. Kami pun menunggu dengan sedikit cemas. Bagaimana kalau sampai jam 6 lewat, tidak ada yang bangun, siapa yang akan membukakan pintu hotel?

Hari ini kami akan melanjutkan perjalanan menuju Siem Reap, Kamboja. Yup...target kami adalah Angkor Wat beserta teman-temannya di kota tua Angkor dekat Siem Reap yang merupakan salah satu situs warisan dunia. Kami melakukan perjalanan lintas negara ini dengan menggunakan bus. Dari beberapa PO kami memilih The Sinh Tourist atau dikenal juga dengan nama Sinh Cafe. Mengapa The Sinh Tourist? karena kebetulan PO ini sedang menggelar harga promo yang berakhir tepat pada hari keberangkatan kami. Harga normal tiket bus dari Saigon (Ho Chi Minh) ke Siem Reap dengan transit di Phnom Penh adalah sekitar $18 per orang. Dan kami beruntung mendapatkan harga diskon yaitu $12 per orang, ahh...senangnya...bisa saving $6 per orang. Selain itu kami bisa melakukan booking melalui email sehingga tiket dapat kami pesan dari Jakarta sebelum keberangkatan kami tanpa dikenakan biaya booking. Hanya pembayaran ditunggu segera begitu kami tiba di Ho Chi Minh (ini pun setelah nego).
Kantor The Sinh Tourist

Kami harus tiba di kantor The Sinh Tourist paling lambat 06.20 WIB karena bus berangkat pukul 06.30 WIB. Waktu tempuh dari hotel ke kantor PO sekitar 10 menit jalan kaki dengan tempo cepat. Berarti paling lambat kami harus cabut dari hotel jam 06.10 WIB. Kami pun semakin cemas sewaktu jam menunjukkan 06.05 WIB. Aihhhh...bagaimana ini???? Gak lucu banget ketinggalan bus cuma gara-gara pintu hotel.

Tiba-tiba lampu dapur menyala, dan kami sedikit bernafas lega. Alhamdulillah...akhirnya ada pelayan hotel yang bangun dan menengok ke arah kami. Kami pun menginformasikan bahwa kami ingin check out dan minta dibukakan pintu. Sarapan gratis...ahhh sudah tidak terpikir saat itu. Secara mereka baru bangun, masa iya akan tersedia teh atau kopi beserta roti dalam waktu singkat. Ternyata pintu yang kami pandangi tadi hanya dikaitkan dengan gembok yang tidak terkunci...ah demmm...tertipuuu. 

Sebenarnya kami masih mengharapkan dapat sarapan gratis pagi itu. Rugi banget rasanya kalau pagi ini kami juga gagal mendapatkan sarapan bonus dari hotel seperti kegagalan kami yang tidak mendapatkan makan malam karena kami tiba terlambat dari jadwal makan. Oh iya, hotel ini punya kelebihan lain yaitu menyediakan makan malam berupa mie instant dan spring roll. Nah belum pernah kan ada hotel yang menyediakan makan malam gratis meski cuma mie instant ^-^. Pelayan hotel agak bingung waktu kami menanyakan sarapan karena dia tidak mengerti bahasa Inggris. Tapi memang sudah rejeki kami, pada saat kami mau jalan, lewatlah tukang pisang langganan hotel dan menyuplai pisang untuk sarapan para tamu hotel. Fyi, hotel di Ho Chi Minh menyediakan pisang sebagai pelengkap sarapan selain roti. Dan kita bebas mengambilnya seberapa pun yang kita mau. Setandan juga boleh kalau tidak malu. Sssstt...kami mengambil setandan lho hehehe... Ya iyalah..kan kami gak dapat roti, jadi wajar donk diganti sama pisang setandan..hihiy...

Setelah membawa bekal pisang, kami pun segera bergegas menuju kantor The Sinh Tourist. Pukul 06.20 WIB kami tiba, dan langsung melakukan check in serta memasukkan tas ke bagasi. Tepat pukul 06.30 WIB bus kami berangkat. Perjalanan Saigon (Ho Chi Minh) - Phnom Penh membutuhkan waktu sekitar 6 jam. Berdasarkan perkiraan, kami akan tiba di Phnom Penh pada pukul 12.30 WIB. Begitulah informasi awak bus yang mendampingi supir bus seperti layaknya tour guide dalam bus pariwisata. Ia juga yang akan mengurusi keimigrasian kami pada saat melewati perbatasan negara. Oleh karena itu setelah memberikan informasi tersebut, ia pun mengumpulkan paspor-paspor kami. Ia juga memastikan bahwa kami mengetahui mengenai aturan bebas visa untuk WNI yang masuk ke Kamboja.

6 jam perjalanan adalah waktu yang sangat lama. Itu berarti kami punya banyak waktu untuk mere-charge tenaga karena kurang tidur semalam. Ditambah kecepatan bus yang tidak lebih dari 60 Km/Jam, kami memastikan tidur adalah cara terbaik supaya waktu terasa cepat berlalu *alasan klise (hehehe padahal sih memang ngantuk beratttt :D).

Tidur terasa nyenyak walaupun perut hanya diisi pisang. Kalaupun terbangun karena perut yang terbiasa diisi nasi ini terasa lapar kembali, cukup dengan melahap pisang hasil jarahan di hotel, aku pun bisa kembali nyenyak tertidur. Dan tiba-tiba, aku dikagetkan dengan suara awak bus yang membangunkan kami dan menyuruh untuk bersiap-siap turun karena kami sudah memasuki area perbatasan negara.

Moc bay adalah perbatasan negara Vietnam sebelum memasuki Kamboja. Kami tiba di sini pada pukul 09.00 WIB dan semua penumpang diwajibkan turun tanpa harus membawa barang bagasinya. Proses imigrasi di sini tidaklah terlalu rumit. Semua paspor para penumpang sudah dipegang oleh awak bus yang langsung menyerahkan ke petugas imigrasi untuk distempel. Kami hanya menunggu hingga nama kami dipanggil satu persatu untuk mengambil paspor kami dan dicek petugas imigrasi kembali di depan pintu keluar. Setelah itu kami bisa langsung kembali ke bus.

Setelah semua penumpang naik bus, perjalanan pun dilanjutkan. Tapi ternyata hanya beberapa meter saja bus kembali berhenti. Kami pun diminta turun kembali. Kami telah tiba di perbatasan Kamboja. Kami yang bebas visa, bisa langsung membawa sendiri paspor kami ke petugas imigrasi. Sedangkan penumpang lain yang memerlukan visa, harus melewati proses visa terlebih dahulu dengan didampingi awak bus. Proses imigrasi Kamboja lebih detil dari Vietnam. Di sini kami tidak hanya diamati kesesuaian foto paspor dan wajah aktualnya tapi juga melakukan scan sidik jari dan bola mata. Setelah itu kami bisa langsung kembali ke bus dan menunggu penumpang lainnya.

Yeayy stempel bertambah ya cuy! - Photo by Isti Kartika
Bavet, adalah kota perbatasan negara Kamboja dengan Vietnam. Memasuki Bavet terlihat banyak hotel dan kasino di dekat perbatasan. Keliatannya Kamboja melegalkan perjudian sehingga menyediakan fasilitas kasino untuk warga Vietnam yang ingin mengadu peruntungan di meja judi. Oleh karena itu supaya tidak jauh, kasino-kasino ini dibuat di daerah dekat perbatasan. Ada kabar bahwa di perbatasan Kamboja - Thailand pun juga terdapat kasino-kasino seperti ini.

Dari Bavet menuju Phnom Penh masih sekitar 3 jam perjalanan. Pemandangan di sepanjang jalan adalah sawah hijau yang terbentang luas. Lumayan nih buat segarkan mata setelah tidur di bus. Serasa ditetesin in*to... *lebay dikit ah. Tapi penyegaran mata hanya berlangsung selama 15 menit saja, setelah itu tetap tidur kegiatan yang lebih nyaman dari pada merasa deg-degan karena supir mulai ngebut dan sedikit ugal-ugalan (berkali-kali mengambil jalur sebelah dan berpapasan dengan mobil dari arah yang berlawanan).

Aku terbangun dan mulai tidak konsen dengan tidur nyenyakku setelah melihat sms yang masuk. "Mba Ariya, formula harga sudah dikirimkan ke email. Tolong segera dihitung dan dikirim ke customer A karena ia akan membuat PO hari ini." Kira-kira begitulah bunyi smsnya. Aku mencoba membalas dengan mengatakan bahwa aku masih dalam area tanpa Wi-Fi dan akan segera memprosesnya setelah tiba di Phnom Penh. Tapi sms gagal terkirim...demmm...pulsa 4.500 tidak cukup untuk mengirim 1 sms ke Indonesia. Halah..halah...ini minta kirimin pulsa dari Jakarta pun bagaimana cara mintanya jika tidak ada koneksi internet. Beginilah kalau cuti pada saat pergantian harga, dan aku harus mengirimkan update harga terbaru ke konsumen yang seharusnya bisa aku delegasikan ke temanku. Hanya saja karena aku malas mengajarkan cara perhitungannya, selain itu juga aku takut ada kesalahan hitung yang bisa merugikan perusahaan, jadi aku menyanggupi untuk mengerjakannya di sela-sela perjalananku. 

Salah satu kesalahanku juga tidak menyediakan pulsa lebih untuk nomor Indosatku karena nomor ini hanya menjadi second option jika nomor Telkomsel tidak dapat digunakan. Dan ternyata kejadian kan....Telkomsel internasional roamingnya tidak aktif karena seharusnya aku melaporkan pengaktifan sebelum berangkat. Ini akibat aku menggunakan nomor pasca bayar jadi harus diaktifkan kembali setiap akan ke luar negeri -_-".

Kami tiba di Phnom Penh jam 13.00 WIB. Semua penumpang harus mengakhiri perjalanannya di kantor The Sinh Tourist Phnom Penh walaupun tujuan akhirnya adalah Siem Reap. Di sini kami akan berganti bus. Dan bus menuju Siem Reap baru akan diberangkatkan pada pukul 13.45 WIB. Sehingga kami punya waktu 45 menit untuk makan siang. Buatku, makan siang sudah tidak penting apalagi setelah mendapat sms kedua yang menagih hasil kerjaku. Yang terpenting saat ini adalah Wi-Fi, yup aku butuh Wi-Fi. Alhamdulillah, Allah benar-benar meridhoi perjalananku, di kantor The Sinh Tourist ini tersedia Wi-Fi gratis. Kamboja negara yang cukup terbuka dengan internet. Hampir di setiap tempat dapat ditemukan Wi-Fi gratis. Dalam waktu kurang dari 15 menit, aku bisa menyelesaikan pekerjaanku dan segera mengirimkannya ke konsumen. Ahhh....lega...kelar sudah tugasku. Now, it's time to enjoying my trip ^-^.

Siang itu kami terpaksa mencari Circle K, atau pun mini market yang menjual mie instant - yang bismillah halal. Di sekitar kantor PO bus tidak ditemukan resto halal. Jadilah setengah hari ini perut Indonesia ku belum terkena nasi. Maka bisa diprediksi 1 jam ke depan pasti bakal teriak minta makan lagi :)).

Jam 13.45 WIB bus menuju Siem Reap tiba dan setelah semua barang masuk bagasi kami pun berangkat. Perjalanan Phnom Penh - Siem Reap akan ditempuh selama 6 jam AGAIN!! Kesimpulan, seharian ini kami hanya menempelkan pantat di bangku bus dan muka di kaca jendela bus alias tidooorrr...

Bus Phnom Penh - Siem Reap

Cemilan ala Kamboja, burung pitik (kecil)
Entah dimana, bus berhenti di sebuah resto untuk beristirahat. Toilet dan makan malam, kata awak bus dan supir. Ahh..makan malam masih terang begini? Walaupun lapar juga gak bisa makan karena gak halal. Aku, Asty & Dita sebenarnya sudah malas turun saking cintanya dengan jok dan kaca jendela bus. Tapi awak bus bilang kalau bus akan dikunci. Welehhh...ini namanya dipaksa keluar yaw... Kami pun keluar dan menyusul teman lainnya yang ternyata sudah belanja buah-buahan buat cemilan. Lumayan, cemilan yang menyegarkan (mangga mengkel bukan mangkel).

Bus memasuki kota Siem Reap pada saat langit sudah gelap. Suasana kota Siem Reap dapat dikenali dengan adanya beberapa bangunan ciri khas kerajaan Kamboja. Kami pun tiba di pool bus pada jam 20.00 WIB. Pihak hotel mengatakan bahwa lokasi hotel tidak jauh dari pool bus, sekitar 10 meter jalan kaki. Dan mereka menjemput kami di pool. Seorang perempuan manis dan langsing menyapa kami dan mengatakan bahwa ia dari Velkommen setelah beberapa kali salah mengira orang lain sebagai kami. Ia pun langsung mengambil alih ranselku yang super berat dan paling besar diantara yang lain. Sungguh...sebenarnya aku gak tega melihat badannya yang lebih kecil dariku. Tapi apa daya, dia langsung ngacir dan minta kami segera mengikutinya. Di hati kecilku sempat agak suudzon juga nih, kalau-kalau dia lari kencang berarti aku yang sial kehilangan tas beserta isinya ^-^.

Memasuki hotel kami langsung disambut pemilik hotel dan pelayannya dengan ramah. Edvin, nama pemilik hotel tersebut ternyata seorang bule entah berkebangsaan apa. Dia sangat senang menerima kami karena ternyata lagi, hotel ini baru buka. Pantas kamarnya terlihat masih baru. Dan alhamdulillah kami diberi diskon untuk 1 kamar yang diisi bertiga karena batalnya keberangkatan salah satu teman. Fasilitas Wi-Fi disini oke banget, kuencengg... katanya sih 3,5 MB Wi-Fi nya.

Velkommen Guesthouse Siem Reap
Malam ini kami berniat tidak mau susah mencari resto halal. Jadi sudah diputuskan, kami hanya ingin mencari KFC yang katanya tidak jauh dari hotel. Hihiy...Edvin sempat menertawakan karena jauh-jauh ke Siem Reap kami hanya mencari KFC. Tak apalah...yang penting nasi dan halal *slurppp lapar tingkat tinggi. 

Sebelum berpisah Edvin sempat memastikan bahwa kami benar-benar akan dijemput oleh supir yang telah kami pesan untuk keliling Angkor esok hari dan mengetahui lokasi hotel. Kami pun menyakinkannya bahwa supir tersebut juga memantau kedatangan kami di Siem Reap. Pagit sudah sms-an dengan Mr. Seila, supir tuk tuk yang banyak direkomendasikan para traveler, dan memastikan bahwa ia akan menjemput kami jam 5.00 WIB pagi. Yeahhh...esok kami masih harus bangun pagi lagi... *semangatttt.

Pengeluaran hari 2 :
1. Sinh Tour Bus Ho Chi Minh - Siem Reap = $12/orang = Rp. 117.000,-
2. Makan siang Mie instant + air panas = $5 (7 orang) = Rp. 6.964,-
3. Tuk tuk dari Velkommen ke KFC pp = $8 (7 orang) = Rp. 11.142,-
4. Makan malam KFC = $14,5 (7 orang) = Rp. 20.196,-
5. Air mineral 1 liter/org = $1,75 (7 orang) = Rp. 2.437,-
6. Roti buat sarapan = $1,35 (7 orang) = Rp. 1.880,-
7. Velkommen Guesthouse Siem Reap 2 kamar dgn 2 double bed = $38 (7 orang) =              Rp. 52.928,-

Total pengeluaran hari 2 adalah Rp. 212.547,-

Alamat :
The Sinh Tourist
246-248, De Tham Street
Telp. +84 8 369 420, 38367 388, 3838 9597
Fax. +84 8 38369 322
Email : info@thesinhtourist.vn
Website : thesinhtourist.vn

Velkommen Guesthouse Siem Reap
Telp. 012 477 270, 012 477 271
Email : siemreap@velkommenguesthouse.com
Website : velkommenguesthouse.com


Bersambung >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar