my journey

my journey

Selasa, 25 Desember 2012

Vietnam & Cambodia Trip - Persiapan

Tahun lalu aku bersama 4 orang temanku sudah memiliki tiket untuk berangkat ke Ho Chi Minh City, Vietnam dari hasil perburuan tiket promo salah satu maskapai penerbangan. Tapi karena kami ambil tanggal di akhir promo, sehingga kami belum mendapatkan harga dan waktu yang tepat untuk tiket kembali ke Jakarta. Seiring berjalannya waktu, kami masih gigih mencari tanggal kepulangan dengan harga yang cocok di kantong. Hingga sebulan sebelum keberangkatan, harga semakin menggila dan satu persatu anggota mundur karena pekerjaan atau harga yang semakin tidak memenuhi kriteria kantong. Dan akhirnya trip ini pun gagal. 

Ketika ada promo tiket murah lagi untuk destinasi kota ini, rasa penasaran akan kegagalan di tahun lalu, membuatku lebih gigih berusaha mewujudkan mimpi yang tertunda.

Langkah pertama mencari tanggal yang pas dan berharga promo. Langkah kedua mencari teman jalan. Dan ini yang cukup sulit, karena total hari yang akan kami habiskan dengan harga promo adalah 8 hari 7 malam. Beberapa teman yang semula tertarik, langsung mundur dengan alasan gak bisa cuti lama. Padahal itu sudah dibantu dengan adanya jadwal cuti bersama lho...tapi memang tetap membutuhkan waktu cuti selama 4 hari kerja.
Aku pun tetap gigih mencari teman, yang akhirnya ada 5 orang menyatakan mau ikut.  Dan ditambah lagi dengan 2 orang dari Jogja. Yeayyy!!....

Aku memang bukan seorang solo backpacker. Bukan karena aku takut jalan sendirian. Tapi akan sangat berbeda jika jalan bersama teman. Ada yang dibagi. Tidak hanya berbagi biaya saja yang bisa dilakuin tapi juga sharing keceriaan atau mungkin duka selama di perjalanan. Moment seperti ini yang biasanya melengkapi asiknya ber-traveling.

Jeda waktu yang cukup lama membuat kami mempunyai banyak kesempatan mencari informasi. 8 hari harus dapat dihabiskan secara efektif dan maksimal. Setelah mencoba mensimulasikan beberapa rute, berdasarkan jarak, waktu tempuh, dan budget akhirnya diputuskan rute yang akan kami tempuh adalah Ho Chi Minh - Phnom Penh - Siem Reap - Ho Chi Minh - Mui ne - Ho Chi Minh.

Komunikasi kami berdelapan hanya melalui email dan bbm saja. Sekali waktu kami bertemu untuk menetapkan itinerary dari beberapa alternatif dan kesepakatan-kesepakatan lainnya termasuk perhitungan kasar budget tim.
Sebagian anggota tim yang berkumpul (Pagit, Ina, Lala & Aku)
Untuk proses pemilihan penginapan, booking dan tawar menawar harga pun kami lakukan bersama dengan membagi tugas. Kebetulan untuk poin-poin itu kami hanya berdiskusi bertiga (aku, Ina dan Pagit) dengan tujuan mempersempit pilihan dan mempercepat penentuan keputusan. Sehingga kami tinggal menyodorkan hal-hal yang sudah fix harganya dan kenyamanannya.


Jumat, 19 Oktober 2012

Hadiah Kecil dari Persahabatan

Aku bukan tipe orang yang senang merayakan hari kelahiranku. Setiap pertambahan umur yang terjadi merupakan 'warning' buatku. Warning berkurangnya waktu untuk hidup, warning untuk segera mengejar cita-cita dan harapan, serta warning untuk segera mengakhiri masa lajang (yang selalu menjadi topik bahasan di acara keluarga -_-"). Dengan alasan-alasan tersebut, makanya aku juga gak terlalu menghebohkan 'hariku' itu.

Tapi hari ini berbeda. Kebetulan hari ini aku tiba di kantor lebih siang dari biasanya. Dan baru saja aku duduk di kursi kantorku, tiba-tiba keluar mba Ina (Sekretaris VP) dari ruangannya dan berteriak mengucapkan Happy B'day. Ooww...Gosss...!!! rasanya pengen ngumpet di bawah kolong meja ketika seluruh isi ruangan mengalihkan pandangannya ke aku. Damn!! mba Inaaa....kenapa pake teriak-teriak...ntar seisi ruangan minta traktir Paregu, bisa pengsan mendadak nih...
Padahal tahun-tahun sebelumnya gak seheboh ini... Mungkin ini karena aku tiba di kantor dalam kondisi sudah ramai.

Kegaduhan itu pun berlalu setelah berbagai ucapan selamat diberikan kepadaku. Aamiin...aamiin..terima kasih atas doanya, semoga didengar dan dikabulkan Allah. Ruangan pun kembali hening dan kesibukan pun dimulai.

Dan tiba-tiba.... "Ariyaaa!!!!....sini...!!!" teriak mba Ina dari ruang salah satu Manager. Oow...ada apa lagi inih? Apa mba Ina menggelar kuis gak penting lagi, buat bagi2 hadiah? :)). Mba yang satu ini emang unik. Kalau punya barang-barang yang mau dibagi ke para cewe-cewe di kantor, pasti doi gelar kuis dengan pertanyaan yang gak penting (buangettt). Salah satu pertanyaannya, 'berapa umurnya Pak Gandi (pengantar surat)?' hadeehh...emang gw anaknya -_-"

Aku pun tergopoh-gopoh menghampiri mba Ina setelah beberapa kali doi meneriakkan namaku. "Iya...iya...sebentarrr...ada apa sih? rusuh gitu manggilnya?" aku ngedumel sepanjang jalan. Dan ternyata di dalam ruangan sudah lengkap dihadiri para cewe, pintu ruangan pun langsung ditutup. Weehhh...ada apa ini? "Surprise!!!!" teriak mereka dan langsung menyanyikan lagu ultah buatku. Satu pertanyaan yang keluar dari mulutku saat itu... "Kue darimana nih ?" sambil melihat ada potongan kue dilengkapi dengan lilin. Perasaan gak ada tanda-tanda beli kue hehe...

Setelah didaulat untuk 'make a wish' dan tiup lilin, barulah aku mendapat penjelasan bahwa kue itu adalah potongan kue nya Ibu Dirut yang sedang berulangtahun dihari yang sama denganku. Hahaha....maksa yaa... Kalau saja Bu Dirut tau, kue nya di share untuk salah satu staff 'tak terlihat' nya yang sedang berulang tahun, apa ya reaksinya? Akankah malah dikasih 1 loyang sendiri? hahaha...ngarepdotkom.

Ini dia kuenya
Setelah tiup lilin dan foto-foto, potongan kue itu pun kami makan bersama-sama. Enakkkk... emang beda ya kue untuk Dirut, pasti spesial rasanya :D.

Wanita-wanita cantik penghuni kantor FIMM
Ah...aku gak peduli dikasih kue yang hanya sepotong. Aku juga gak peduli, kuenya limpahan dari orang. Hanya satu yang aku pedulikan hari itu....hadiah kecil dari persahabatan....yaitu 'perhatian dan kebersamaan'. Thanks ya gals...doaku yang terbaik buat kalian semua. Hari ini aku mendapat bagian kecil dari kue spesial seorang Dirut Perusahaan Besar, dan mungkin di lain waktu aku yang memberikan bagian kueku atau lainnya untuk orang yang membutuhkan....aamiin...

Selasa, 09 Oktober 2012

Reunian dengan Color Me Badd

Aw...aw..Color Me Badd (CMB) masuk dalam line up artist yang akan mengisi di Java Soulnation 2012. Begitu histerisnya aku waktu membaca tweet dari @JavaSoulnation. Pikiran langsung flashback ke jaman-jaman abege, dimana boy band ini begitu memukau dan terkenal. Hampir semua lagunya menjadi hits dan hapal di luar kepala ^_^.

Sempat tertarik untuk menonton mereka, tapi kemudian aku harus menelan ludah mengingat jadwal acara tersebut hampir berdekatan dengan rencana trip besarku di tahun 2012 ini. Aku harus berhemat....
Begitu juga waktu tiba-tiba Ina, menanyakan kebenaran rencana manggungnya CMB di Istora Senayan, Jakarta tersebut. Kembali aku membesarkan hati bahwa berhemat lebih penting, karena trip kali ini diperkirakan akan memakan budget yang lebih besar dari trip-tripku sebelumnya.

Tapi semua rencana hemat itu terbantahkan ketika salah seorang teman menawarkan tiket setengah harga, Wow!!.....*sedikit koprol. Aku langsung bbm Ina dan mengajaknya. Kami pun sepakat untuk tergoda membeli tiketnya dan memutuskan untuk bereuni bersama CMB beserta hits-hits nya.

Begitu exciting nya, sampai sehari sebelumnya aku gak bisa tidur hehehe... *lebay. Sebenarnya bukan karena mau bertemu CMB saja, tapi mengingat keesokan hari setelah nonton CMB, subuh aku sudah harus berangkat ke Pulau Tidung, jadi malam itu aku harus siap packing. Gila?? iyaa memang....dan aku suka melakukan hal seperti ini ^_^

Hari H, janjian ketemu sama Ina di Halte Gelora Bung Karno jam 5 sore. Langsung menuju Istora Senayan dengan target pertama tontonan sore itu adalah 'Spice Girls Experience'. Bukan Spice Girls beneran ya....cuma kumpulan artis lokal yang akan mengobati kerinduan kita pada girl band ini dari mulai tampilan gaya dandanan, lagu-lagu dan tariannya.

Dan ternyata sore itu kami tidak hanya berdua saja, tetapi Mila dan Ocha juga dapat undangan menonton. Wuih...jadi makin seru nih reuniannya. Sebenarnya beda generasi, tapi alhamdulillah masih nyambunglah jamannya :p.

Bertempat di panggung yang sama, CMB tampil setelah Spice Girls Experience. Itu pun sebenarnya masih ada jeda waktu sekitar 40 menit. Tapi kami enggan beranjak biar dapat tempat paling depan...wow!! :D

Nungguin CMB
Dan begitu musiknya mulai terdengar, wow.... pengen koprol rasanya *lebay, saking senangnya.


Tampilan CMB dibuka dengan lagu andalan 'All For Love' diikuti dengan hits-hits lainnya seperti I Adore Mi Amor; I Wanna Sex You Up; The Earth, The Sun, The Rain; Close To Heaven, dst.


Secara fisik mereka berubah, terlihat tua dan tidak menjaga bentuk tubuh. Tapi suara tetap ok lah yaw... Gerakannya Mark Calderon & Kevin Thornton pun masih ok, dan sama seperti jaman dulu. Berbeda dengan kedua rekannya, Bryan  Abrams sudah tidak selincah masa mudanya karena ia yang paling gendut saat ini. Terlihat sekali untuk menyanyi pun ia lebih mudah cape, apalagi kalau harus mengikuti kedua rekannya untuk menari. Sedih sih...karena ia favoritku dulu.

Kami tidak bisa berhenti ikutan bernyanyi selama pertunjukan. Seneng banget bisa melihat performance mereka kembali. Rasa kangen terobati, lagu mereka pun jadi hidup lagi di memoriku hihiy... *ah lebay mulu nih.
Tapi ada satu hal yang paling menyedihkan setelah pulang, karena sebagian besar foto-foto yang aku ambil malam itu hilang T_T . Dari 30 foto hanya tersisa 8 saja, itu pun ada yang blur....hiks. Ya sudahlah, yang penting diingat dalam memori ajah... *pasrah. 



Tidung Fun Trip

Dimulai dengan obrolan di jam makan siang, beberapa teman kantor ngajak jalan bareng lagi. Dan seperti biasa, mereka minta aku yang mengkoordinir dari mulai lokasi, transportasi dan akomodasinya. Kebetulan aku sedang malas untuk menjadi EO buat mereka, jadi aku mencoba cari alternatif-alternatif trip yang murah meriah, dekat (tidak membutuhkan cuti), dan dikelola oleh EO beneran. Akhirnya tercetus ide untuk ke Pulau Tidung. Pulau ini masih cukup trend buat orang awam, sehingga aku gak perlu menjelaskan panjang lebar dimana itu lokasinya, dan bagaimana kondisinya.

Awalnya trip ini hanya untuk teman-teman satu kantor. Tapi ternyata yang fix ikutan, jumlahnya tidak memenuhi kuota minimum group. Dan sistem 'member get member' pun dilakukan sampai kuota terpenuhi. Mendekati hari-H group kami pun menjadi berjumlah 20 orang melebihi kuota awal yang direncanakan ^_^.

Ini dia member dari trip Tidung kali ini

Ternyata tanggal yang aku tetapkan untuk trip ini berbarengan dengan acara GMT (Gerakan Mulung Tidung) yang diadakan oleh 'Kaki Gatal'. Dan diperkirakan akan ada sekitar 1000 an orang di Pulau Tidung pada saat itu. Sekali lagi aku gak bisa mengubah tanggal karena padatnya jadwal mengajarku di kampus. Jadi satu-satunya yang bisa aku lakuin cuma menenangkan mereka, mengingatkan kembali tujuan trip ini hanyalah untuk having fun semata, so we must make ourselves comfort. Just enjoy the trip....

Pulau Tidung adalah salah satu pulau dari gugusan Kepulauan Seribu. Untuk mencapai pulau tersebut dari Jakarta bisa menyebrang melalui Muara Angke atau Marina (Ancol). Biaya trip akan menjadi lebih murah jika menyebrang melalui Muara Angke dan itulah yang kami lakukan. Di sini kami menggunakan kapal publik dimana menjadi transportasi umum bagi orang-orang yang akan menuju ke Kepulauan Seribu. Jadi tidak hanya kapal yang menuju Pulau Tidung saja, tapi juga ada kapal-kapal yang menuju pulau-pulau lainnya.

Jadwal pemberangkatan kapal yang akan kami tumpangi adalah jam 07.00 wib. Meeting point semua peserta adalah di pom bensin pasar ikan Muara Angke. Kaget juga waktu tiba di sana, ternyata rameee...benerrr.... Itu baru di pom bensin, gimana di kapal ya???
Benar saja, waktu semua peserta sudah berkumpul, kami segera menuju ke kapal. Dan kapal yang rencananya akan kami naiki ternyata sudah penuh dan langsung berangkat meninggalkan kami yang cuma terbengong-bengong karena harus menunggu kapal selanjutnya jam 09.00 wib (oemjih...-_-" ). Perjuangan pun belum berakhir pada saat kapal datang dan kami harus bersaing dengan ratusan orang lain untuk naik sebelum kapal penuh. Jangan sampai kejadian gak keangkut lagi nih.... Cukup sulit menjaga agar group kami tidak terpecah karena di sini hampir semua menjaga rombongannya masing-masing juga. Dan akhirnya 4 orang harus terpisah menaiki kapal yang berbeda. Tak apalah, yang penting tidak tertinggal di Jakarta.  

Muara Angke - Nunggu kapal berikutnya

Perjalanan Muara Angke ke Pulau Tidung ditempuh kurang lebih 2,5 jam. Kami merapat di Pulau Tidung sekitar jam 13.00 wib. Langsung menuju penginapan untuk makan siang. Karena kami baru tiba di siang hari, itinerary pun berubah. Seharusnya siang itu kami sudah menuju spot-spot snorkeling. Sempat diputuskan, snorkeling akan dilakukan esok pagi dan sore ini kami hanya akan berkeliling Pulau Tidung, Jembatan Cinta, hingga Pulau Tidung Kecil.

Tetapi pada saat kami beristirahat setelah makan siang, ternyata terjadi perubahan jadwal lagi. Kapal untuk esok pagi full booked dan diperkirakan akan banyak group yang melakukan snorkeling di pagi hari. Jadi jadwal snorkeling kami diubah menjadi sore itu dan esok pagi kami akan mengejar sunrise ke Pulau Tidung kecil. Buatku gak jadi masalah...yang penting having fun ^_^.


Our Tour Leader from @tukangjalan & our great moment

Ini terlihat dari jembatan cinta lho, gak perlu nyebur

Mengejar matahari (sunrise)

Inilah itinerary kami selama 2 hari 1 malam :

HARI PERTAMA
06:00   meeting point di dermaga antar pulau muara angke
10:00   kapal berangkat menuju pulau tidung perjalanan sekitar 2,5 jam
13:00   sampai di pulau tidung langsung menuju penginapan istirahat + makan siang
15:00   snorkeling ke 3 PULAU SEKITAR
17:30   selesai snorkeling menuju penginapan , mandi + istirahat
18:00   makan malam
20.30   Menuju pantai, bbq di lanjutkan acara bebas n istirahat

HARI KE DUA
05:00   menuju pantai menikmati sunrise, banana boat, berenang & jalan jalan ke p.tidung kecil
10:00   kembali ke penginapan dilanjutkan packing persiapan kembali ke Jakarta

Kembali ke Jakarta, kapal yang kami tumpangi lebih manusiawi dibanding kemarin. Jauh lebih lega. Kebetulan juga dapat posisi yang enak, bisa tiduran selonjor kaki. Dan tak terasa, tibalah kami kembali di Muara Angke. Berpisah dengan semua anggota group dengan janji 'till we meet again' alias "yuk, kapan-kapan kita jalan bareng lagi ^_^ ".

Thanks buat @tukangjalan yang udah mau ngurusin kami selama trip ini berlangsung.

(Some pictures taken by Riza, Andin & Fitri)




Sabtu, 22 September 2012

Dari Multiply ke Blogspot

Tanggal 16 September 2012, dapat email dari Multiply News seperti ini :

Halo, ini Daniel Tumiwa, Country Manager Multiply untuk Indonesia. Dengan ini saya hendak menyampaikan beberapa berita.
Selama satu setengah tahun, seperti sudah Anda ketahui, Multiply telah mengalihkan fokus bisnisnya terhadap pengembangan e-commerce di Asia Tenggara, dengan fokus paling utama pada pengembangan bisnis Multiply di Indonesia dan Filipina. Misi Multiply saat ini adalah membangun pasar online paling digemari di Asia Tenggara. Multiply bahkan telah memindahkan Kantor Pusat Multiply dari Amerika Serikat ke Indonesia awal tahun ini.
Sayangnya, kami telah sampai pada satu keputusan bahwa kami sudah tidak dapat lagi mempertahankan layanan jaringan sosial dan blog yang sebelumnya menjadi salah satu layanan kami. Ada beberapa perusahaan lainnya yang menyediakan layanan sejenis yang dengan lebih baik dibanding dengan yang kami miliki, dan tanpa fokus yang mencukupi, platform blogging kami telah jauh tertinggal.
Oleh karena itu, seperti diumumkan CEO Multiply, Inc., Stefan Magdalinski, sebagai bagian dari langkah strategis untuk memfokuskan penajaman fokus ke jual beli online, mulai 1 Desember 2012, Multiply tidak lagi menyediakan fitur blogging dan jejaring sosial. Yang akan kami lakukan adalah merilis dan memperkenalkan ulang Multiply sebagai platform yang lebih fokus kepada jual beli online. Kami tahu keputusan ini mungkin kurang berkenan, tetapi keputusan ini diambil dengan pertimbangan yang matang. Kami sudah tidak dapat mempertahankan keberlanjutan layanan blogging dan jejaring sosial.
Bagi pengguna yang mendayagunakan fitur jejaring sosial kami (blog, video, foto, dll), kami telah merilis beberapa perangkat yang akan membantu Anda menyimpan konten Anda atau memindahkannya ke platform yang berbeda.
"Export tools" dapat Anda temukan di bagian kanan situs Anda (di bawah headshot). Perangkat tersebut membantu Anda untuk :
  1. Mengunduh konten ke komputer Anda
  2. Mengekspor ke Blogger (platform blogging milik Google)
Perangkat ini akan tersedia hingga 1 December 2012. Saat ini sedang dibicarakan kemungkinan untuk memindahkan konten Anda ke platform lain, seperti Tumblr dan Wordpress. Kami akan memberikan update lebih lanjut berkaitan dengan kemungkinan tersebut.
Menggunakan export tool:
  1. Kunjungi halaman Multiply Anda (misalnya : multiplyid.multiply.com)
  2. Klik salah satu pilihan yang tersedia di bagian kanan atas dari situs Anda (atau silakan cari di bawah headshot Anda):
    1. Mengunduh Media: unduh semua file media
    2. Ekspor ke Blogger: memindahkan semua posting blog ke halaman Blogger Anda
      • * Pilih file yang hendak diunduh
      • * Anda akan menerima tautan untuk mengunduh file melalui email yang Anda daftarkan bersama akun Anda (silakan lihat contoh email di bawah).
Jika Anda menggunakan CSS custom dan tidak dapat melihat tautan export tools, silakan mengakses menggunakan URL di bawah (ganti 'yourid' dengan ID Multiply Anda)
  • http://yourid.multiply.com/download-media
  • http://yourid.multiply.com/export-to-blogger
  • http://yourid.multiply.com/export-to-tumblr

Untuk informasi lebih lanjut, silakan baca Frequently Asked Questions berkaitan dengan proses ini.
Bila Anda memiliki pertanyaan berkaitan dengan export tool, silakan mengirimkan email ke idsupport@multiply.com. Terima kasih atas perhatiannya.
Salam Hangat,

-Daniel Tumiwa

Ternyata gosip yang sebelumnya beredar tentang akan ditutupnya blog multiply dan akan dialihkan menjadi web untuk marketing saja, benar-benar nyata. Arrrggghh...aku terlalu malas memindahkan isi blog ku. Tapi ternyata setelah mencoba langkah-langkah yang disebutkan dalam email itu, sangat mudah dilakukan. Hanya 1 hal yang merepotkan adalah memindahkan foto. Foto-foto tidak akan otomatis ter-import. Jadi harus diupload ulang.

Awalnya aku bingung memilih blog. Entah di web lain bisa melakukan hal yang sama dengan Multiply atau tidak dalam hal privasi blog. Di blog Multiply-ku, aku bisa menentukan postingan mana saja yang bisa aku share secara umum atau hanya untuk teman yang terhubung saja. Tapi tak apalah aku mencoba untuk tidak men-share hal-hal yang cuma bersifat curhat atau pribadi.

Setelah pilih-pilih, akhirnya aku memilih blogspot sebagai web blog ku yang baru. Yah, apapun medianya selama memang berisi informasi yang berguna buat orang lain, kenapa gak :). Mudah-mudahan aku gak malas meng-update nya :)).

Sabtu, 16 Juni 2012

Jelajah Banten Lama

Keterbatasan waktu memang sedikit menghalangi keinginan kaki ini untuk terus menjelajah bumi. Menelusuri objek-objek terdekatlah yang menjadi targetku saat ini. Salah satunya adalah Banten Lama.
Aku memang tinggal di propinsi Banten dan hampir setiap lebaran kami sekeluarga mengunjungi eyang (tantenya mamaku) yang tinggal di Serang kemudian pindah ke Cilegon. Tapi sedikit pun tidak pernah aku berniat menengok situs sejarah Banten. Baru sekarang tiba-tiba keinginan mencari objek travelling terdekatlah yang membawaku ke sini.

'One day trip' istilah yang aku gunakan untuk mencari teman jalan kali ini, dengan iming-iming biaya trip dijamin murah meriah. Akhirnya terkumpul 9 orang peminat. Yang selanjutnya pada hari-H bertambah 1 orang dan tereliminasi 2 orang (1 org karena ibunya sakit dan 1 lagi terpaksa ditinggal). Anggota trip kali ini adalah aku, Riza, Griet, Ina, Rini, Metha, Mila dan Ocha

Meeting point aku tetapkan di terminal Kp. Rambutan dan terminal Serang (buat yang langsung menuju Serang). Rencana jadwalnya adalah 06.30 WIB dengan allowance ditunggu sampai jam 07.00 WIB. Mila dan Ocha langsung menuju Banten Lama menggunakan mobil. Ina akhirnya memutuskan naik bis langsung ke Serang dari terminal Tg Priok. Rini dan Metha tadinya mau nunggu tim dari Rambutan di Kb Jeruk, tapi akhirnya duluan menuju Serang. Dan yang tersisa aku, Griet serta Riza berangkat dari Kp Rambutan. Sebelumnya kami menunggu teman Griet yang juga berniat ikutan. Tapi ketika jam sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB, Griet langsung ambil keputusan untuk ninggalin. Sudah biasa ditinggal, itu alasan Griet . Ternyata kali ini adalah ketiga kalinya ia ditinggal Griet karena terlambat dan ia pun sudah sadar diri begitu liat ada miss call dari griet dia langsung pulang karena yakin ditinggal hahaha....

Untuk saran sebaiknya jangan naik bis Asli Prima kalau waktu kita terbatas. Ini bis benar-benar Prima ngetemnya . Kami mengalami 2 kali memutar di Pasar Rebo, plus ngetem di setiap titik seperti Harkit dan pintu tol Kb Jeruk. Lamanya ngetem pun bisa 30 menit s.d. 1 jam. Perjalanan Jakarta - Serang yang seharusnya dapat ditempuh dalam waktu 1,5 - 2 jam malah kami tempuh selama 4 jam.

Setiba di terminal Serang, kami langsung cari angkot menuju Banten Lama. Menurut info ada angkot yang menuju ke sana. Tapi setelah kami tanya penjaga toilet dia malah menyarankan naik bis 3/4 arah Merak, turun di Banten Lama. Sedangkan angkot untuk masuk ke dalamnya, dia gak tau persis -_-". Akhirnya aku memutuskan untuk mencarter salah satu angkot untuk menuju Banten Lama, berkeliling disana, hingga mengembalikan kami ke terminal lagi. Sangat disarankan nego biaya carter angkot dilakukan di atas angkot, biar supir angkot gak kena palak calo terminal. Tapi pastikan angkot yang mau dicarter dalam kondisi kosong ya... kasian klo harus ngusir penumpang yang ada .

Karena supir angkot kami hanya mengerti Banten Lama adalah tempat orang-orang berziarah, jadi kami dibawa ke Mesjid Agung Banten terlebih dahulu. Dari tempat parkir angkot kami jalan mengikuti petunjuk ziarah. Dan di sepanjang sisi jalan setapak tersebut dipenuhi dengan warung-warung yang menjual makanan oleh-oleh khas Banten, souvenir, warung makan, hingga kurma pun ada. Dari jalan ini mesjidnya tidak terlihat karena tertutup warung-warung tersebut. Jadi cukup ikuti petunjuk ziarah saja.

Di depan mesjid terdapat empat kolam yang dulunya digunakan untuk membersihkan kaki sebelum memasuki mesjid. Sedangkan saat ini malah dijadikan tempat pemandian oleh anak-anak.

Sedangkan di sebelah selatan terdapat makam sultan beserta keluarganya dan museum benda – benda serta senjata kuno kesultanan Banten. Di tengah makam-makam itu ada ruangan untuk peziarah yang masuk secara bergantian per group antrian. Karena aku tidak berniat mengikuti doa-doa yang cukup memakan waktu lama itu, maka cuma bisa mengambil foto dari balik tembok.

Kata teman sih di mesjid ini dia mengalami gangguan dari pengemis dan beberapa orang yang menawarkan produk-produk seperti berbagai macam minyak. Tapi Alhamdulillah, selama berada di mesjid tersebut, aku malah tidak melihat pengemis atau pun orang yang memaksa menjual produknya. Hanya anak kecil yang menawarkan kantong plastik untuk tempat sandal dan tukang foto keliling. Tapi dengan penolakan halus dan menunjukkan klo kami sudah punya plastik serta kamera sendir, mereka pun tidak mengganggu kami lagi. Sepertinya memang benar kata orang tua "segala kejadian itu tergantung amal dan perbuatan kita" .

Dari mesjid kami melanjutkan ke menara yang terletak di depan mesjid. Di menara ini kami diminta untuk memberikan sedekah seikhlasnya sebagai tiket masuknya. Ada 2 kotak amal di menara ini yaitu di pintu masuk dan di lantai atas menara. Tangga menuju ke atas menara ini sangat sempit. Hanya cukup untuk 1 orang yang tidak gemuk. Dari atas menara kita bisa melihat kota Banten.

Setelah puas bernarsis ria di menara yang sekaligus tempat pertemuan kami dengan Mila, Ina, dan Rini, kami pun mencari tempat makan terlebih dahulu sambil mendiskusikan tujuan selanjutnya. Karena Mila sudah lebih dulu sampai, jadi ia sempat berkeliling duluan dan telah bertemu dengan Pak Nawiri (bener gak ya, namanya? kok jadi lupa ) si penjaga Museum Kepurbakalaan Banten yang menawarkan diri menjadi tour guide kami hari itu. Selesai makan, kami pun langsung memanggil beliau dan perjalanan kami selanjutnya di mulai dengan Benteng Surosowan yang terletak di dekat Mesjid Agung dan Museum.

Benteng ini dikunci dan jika ingin masuk ke dalam bisa menghubungi orang museum untuk dibukakan pintunya. Pak Nawiri inilah yang menjadi kuncen di trip kami. Di dalam benteng terdapat reruntuhan Keraton Surosowan.
Dari beberapa sumber, disebutkan bahwa reruntuhan keraton seluas sekitar 3,5 hektar ini dibangun pada tahun 1552 dan dulunya merupakan tempat tinggal para sultan Banten. Benteng ini kemudian dihancurkan Belanda pada saat Kerajaan Islam Banten di bawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa pada tahun 1680 berperang melawan penjajah Belanda. Keraton ini sempat diperbaiki, tetapi kemudian dihancurkan kembali pada tahun 1813 karena pada saat itu sultan terakhir Kerajaan Islam Banten, Sultan Rafiudin, tak mau tunduk kepada Belanda (dikutip dari KOMPAS.com).

Dari Benteng Surosowan, kami menuju Benteng Speelwijk. Jarak benteng tersebut dari Mesjid Agung cukup jauh, sehingga kami harus naik angkot carteran kami menuju ke sana. Sedangkan Pak Nawiri mengantarkan dengan motornya. Untung kami mencarter angkot pulang pergi, jadi tidak kesulitan untuk berkeliling di sekitar Banten Lama.

Benteng Speelwijk terletak di Kampung Pamarican dekat Bandar Pabean, sekitar 600 meter sebelah barat Keraton Surosowan. Berdenah panjang tidak simetris, dan pada sudutnya terdapat bastion. Tembok benteng ini masih utuh tetapi sebagian sudah mengalami perusakan. Benteng ini didirikan pada tahun 1585 oleh Belanda di atas reruntuhan sisi utara tembok keliling kota Banten. Di bagian luar benteng terdapat parit buatan yang mengelilinginya. Nama yang diberikan pada benteng Belanda ini adalah nama untuk menghormati Gubernur Jenderal Cornellis Janszzon Speelman yang bertugas antara tahun 1681 sampai dengan tahun 1684 (dikutip dari http://bantenculturetourism.com).   

Di sebelah benteng Speelwijk ini terdapat Vihara Avalokitesvara. Vihara ini tidak hanya dikunjungi oleh masyarakat Budha disekita Banten saja, tetapi juga sering dikunjungi orang-orang dari luar Banten.

Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Keraton Kaibon. Perjalanan menuju Keraton Kaibon, kami melewati Pelabuhan Karangantu yang pada zaman dahulu dijadikan pelabuhan internasional hingga puncak keramaiannya di abad XVI sebagai pelabuhan perpindahan bagi pedagang-pedagang Muslim yang enggan melalui Selat Malaka semenjak Malaka dikuasai Portugis. Namun saat ini pelabuhan tersebut hanya dimanfaatkan sebagai pelabuhan dan pusat perdagangan ikan. Sama sekali tidak menunjukkan kebesarannya di masa lalu. 

Keraton Kaibon ditinjau dari namanya (Kaibon = Keibuan), keraton ini dibangun untuk ibu Sultan Syafiudin, Ratu Aisyah mengigat pada waktu itu, sebagai sultan ke 21 dari kerajaan Banten, Sultan Syafiudin masih sangat muda (masih berumur 5 tahun) untuk memegang tampuk pemerintahan (dikutip dari Wikipedia).
Keraton Kaibon ini dihancurkan oleh pemerintah belanda pada tahun 1832, bersamaan dengan keraton Surosowan. Asal muasal penghancuran keraton, adalah ketika Du Puy, utusan Gubernur Jenderal Daen Dels meminta kepada Sultan Syafiudin untuk meneruskan proyek pembangunan jalan dari Anyer sampai Panarukan, juga pelabuhan armada Belanda di Teluk Lada (di Labuhan). Namun, Syafiuddin dengan tegas menolak. Dia bahkan memancung kepala Du Puy dan menyerahkannya kembali kepada Daen Dels yang kemudian marah besar dan menghancurkan Keraton Kaibon (dikutip dari Wikipedia).
Di Keraton ini masih terlihat gerbang-gerbang besar ciri khas istana dan bagian depan istana masih
terdapat sisa pilar-pilar tinggi dari mesjid yang mencerminkan keislaman kerajaan Banten ini.

Perjalanan kami pun berakhir di Keraton Kaibon ini. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.30 WIB, teringat janjiku dengan pak supir angkot kalau kami hanya mencarter sampai sore saja, kami pun berpisah dengan pak Nawiri. Dan perpisahan dengan para anggota trip dan supir angkot terjadi di depan Mall Serang. Aku naik bis menuju Kebon Nanas - Tangerang, Griet dan Ina menuju Tg Priok, Riza, Rini, dan Metha ikut mobil Mila bersama Ocha ke arah Jakarta. Sebelum berpisah tetap donk, gak lupa foto keluarga 'One Day Trip to Banten Lama' dulu....


(Dari kiri ke kanan : Aku, Riza, Ocha, Metha, Griet, Ina, Mila, Rini)

Biaya trip :
Angkot rumah - Kp Rambutan = Rp. 6.500,-
Bis Kp Rambutan - Serang = Rp. 17.000,-
Carter Angkot setengah hari = Rp. 150.000,- (nego) dibagi 6 orang
Tip untuk Pak Nawiri = Rp. 20.000,-/org (sukarela)
Makan siang nasi rames + aqua botol = Rp. 9.000,-
Bis Serang - Kb Nanas = Rp. 15.000,-
Angkot Kb. Nanas - Rumah = Rp. 8.000,-
Total pengeluaran = Rp. 100.500,-

Jumat, 18 Mei 2012

Benteng Pendem - Cilacap


Benteng Pendem adalah benteng peninggalan Hindia Belanda yang terletak di kawasan Pantai Teluk Penyu, Cilacap. Bangunan Benteng Pendem memiliki konfigurasi yang masih kokoh, dengan dikelilingi parit, mempunyai 60 kamar/ barak, benteng pengintai, gudang senjata, terowongan, ruang penjara, ruang rapat, ruang amunisi, ruang tembak dan 13 tempat-tempat penting untuk pertahanan yang dikelilingi oleh pagar dan parit serta tertimbun tanah sedalam 1-3 meter. Benteng pendem dengan harga tiket masuk Rp. 5.000,-/org ini, beberapa kali menjadi objek uji nyali di salah satu stasiun tv. Hal itu membuat kami jadi penasaran mengexplore benteng tersebut. Apalagi salah satu teman kami memiliki indera ke-6 dan tidak berhenti menceritakan apa saja makhluk lain yang ia lihat di sana. Hasilnya....hmmm ya ya...nyali kami sedikit terusik ^_^.

Taman

Parit yang mengelilingi benteng

Denah Lokasi

Ruang Barak

Aku dan Bowo

Ruang Klinik



Lubang Panah

Lubang Meriam

Pintu Masuk Terowongan

Cabang Terowongan

Ruang Penyiksaan

Bagian dalam terowongan

Cabang yang mitosnya tembus ke Nusakambangan


Ruang Amunisi

Ruang Penjara


Selamat Datang ^^


Pintu keluar terowongan
Bagian dalam terowongan



Nusakambangan

Sekilas mendengar nama pulau Nusakambangan langsung memberikan kesan angker. Pulau yang dikenal sebagai tempat Lembaga Pemasyarakatan (LP) berkeamanan tinggi dan biasa dihuni oleh para narapidana kelas berat, ternyata mempunyai sisi lain yang layak dinikmati traveler. Ada 2 jalur penyebrangan menuju pulau Nusakambangan. Pertama melalui pelabuhan Sodong dan bersandar di pelabuhan feri Wijayapura. Feri penyebrangan khusus ini juga di nakhodai dan di awaki oleh Petugas Pemasyarakatan (pegawai LP), bukan dari Departemen Perhubungan, khusus untuk kepentingan transportasi pemindahan narapidana dan juga melayani kebutuhan tranportasi pegawai LP itu sendiri beserta keluarganya. Jadi jika ingin menuju lapas, dapat melalui jalur ini dan sesuai izin dari pegawai LP di pelabuhan. Sedangkan jalur kedua adalah jalur wisata, dimana penyebrangan dapat dilakukan melalui Teluk Penyu. Hanya dengan membayar Rp. 15.000,-/org pp untuk sewa perahu, kita akan dibawa ke Nusakambangan bagian timur yang saat ini sudah dikembangkan menjadi jalur wisata. Di Nusakambangan Timur ini kita dapat melihat benteng peninggalan Portugis dan Pantai Pasir Putih Karang Bolong. Kami memilih jalur kedua karena tujuan kami memang hanya berwisata saja. Kebetulan driver perahu kami, yang mengaku bernama Ryan (baca Rayen), mengajukan diri sekaligus menjadi tour guide selama kami menjelajah Nusakambangan Timur. Dimulai dengan tracking selama kurang lebih 10 menit, barulah gerbang benteng terlihat. Benteng yang menurut cerita terdiri dari 4 lantai tersebut, hanya meninggalkan sisa-sisa reruntuhan dan sebagian bangunan saja. Benteng ini bisa dikatakan hancur karena termakan usia, bukan sengaja dihancurkan oleh penjajah lain. Beberapa ruang yang masih tersisa seperti ruang absen, penjara kecil yang digunakan untuk memuat 20 orang dalam kondisi dirantai dan tidak diberi makan, ruang pengintai dan meriam disertai alas pemutarnya. Setelah kurang lebih 1 jam mengitari benteng, barulah kami diajak ke pantai pasir putih karang bolong. Tidak terlalu indah, tapi cukup worth it untuk dilihat dan dinikmati.

Sisa reruntuhan benteng


Bagian depan benteng


Jalur menuju Pantai Pasir Putih


Sunset di Nusakambangan

Bersama guide kami, Ryan (baca Rayen)

Jalur menuju benteng

Ruang pengintaian

Lubang pengintaian datangnya musuh

Penjara yang diisi 20 orang

Pantai Pasir Putih
Gerbang Pulau Nusakambangan

Sisa benteng yang telah runtuh