my journey

my journey

Sabtu, 05 Januari 2013

Selamat Datang di Ho Chi Minh City (Hari 1)

07 November 2012,
"Hah! Cuti seminggu? Kamu mau kemana, Ariya? Pekanbaru? Ada acara apa? Lamaran?" Itulah sederetan pertanyaan yang diajukan atasanku pada saat aku mengajukan cuti untuk melakukan trip Vietnam dan Kamboja. Tadinya, aku berniat tidak memberitahukan kemana destinasi yang mau kutuju. Tapi karena berondongan pertanyaan tidak henti dilemparkan, akhirnya dengan suara pelan kujawab "Saya mau ke Vietnam, pak. Lanjut ke Kamboja, makanya butuh cuti 7 hari." - "Vietnam???? Ngapain kamu ke sana? Bukannya negara itu lebih terbelakang? Kamboja apalagi... Kenapa ke Vietnam??" - Aku pun hanya tersenyum menanggapi komentar itu. "Ada sisi-sisi lain yang layak untuk dilihat dan dikunjungi, pak. Nanti akan saya tunjukkan setelah saya pulang dari sana." Itulah janjiku padanya. 

Aku memang tidak pernah memilah tempat seperti apa yang layak aku datangi. Buatku setiap tempat pasti memiliki keeksotisan atau pun ciri khasnya masing-masing. Indah atau tidaknya suatu tempat adalah hal yang bersifat subjektif, sama seperti melihat kecantikan seseorang. Hal terpenting bagiku adalah aku pernah berada di tempat itu, melihat dan merasakan secara langsung kehidupan di sana. Tidak hanya mendengar atau sekedar membaca di buku. Seperti kata penulis Windy Ariestanty "Traveling is a journey not a destination" dan aku sangat setuju dengan itu.

Akhirnya aku mendapat persetujuan cuti selama 7 hari tersebut setelah di paraf 3 orang selevel Assistant Manager dan ditandatangani Managerku. Masya Allah...gimana kalau cuti 2 minggu ya? Harus ada approval dari VP sepertinya :)) *lebay.

13 November 2012,
Yeayyy....it's the day!! Inilah hari yang ditunggu setelah pembelian tiket terjadi. Walaupun ada satu kesedihan yang menggelayuti karena kebatalan Lala, tapi tetap hari ini adalah hari yang ditunggu. Dalam perjalanan menuju bandara, traveling syndrome stadium 4 pun sudah menjangkitiku. Tak tertahankan...begitu terasa semangatnya

Jam 14.00 WIB, kami janjian bertemu di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Aku sendiri tidak bisa menentukan di titik mana kami bertemu, karena ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Terminal 3. Melalui komunikasi bbm, aku pun bertemu dengan Asty dan Dita (adik Asty) di ruang tunggu kedatangan. Selanjutnya di tempat yang sama, bertemu dengan Ina. Sedangkan team dari Jogja dan Pagit belum terlihat. 
Kami bertemu Pagit di ruang dalam terminal pada saat kami menuju mushola. Dan bertemu team Jogja setelah kami selesai sholat.

Waktu sudah menunjukkan pukul 14.30 WIB, masih cukup lama dari jam keberangkatan kami yaitu pukul 16.35 WIB, tapi ada tas yang akan kami setorkan ke bagasi sehingga kami harus segera melakukan konfirmasi check-in. Setelah itu kami lanjutkan dengan makan siang sebelum kami memasuki ruang tunggu keberangkatan.


Kami yang melakukan trip ini ^_^
Tepat pukul 16.40 WIB kami take off meninggalkan Jakarta menuju Saigon atau Ho Chi Minh City. Perjalanan memakan waktu 3 jam penerbangan. Dan jam 20.00 WIB kami tiba di bandara Tan So Nhat, Ho Chi Minh. Tidak ada perbedaan waktu antara Jakarta dan Ho Chi Minh, begitu kata pramugara pada saat kami akan landing

Seperti kata orang-orang yang sudah berkunjung duluan, Tan So Nhat bukanlah bandara kecil dan sederhana. Melainkan sebuah bangunan yang cukup megah dan besar. Aku pun mengakui hal itu. 
Photo by Isti Kartika
Setelah proses imigrasi yang cukup memakan waktu, - karena di pos ini kami mengalami 2x (pada saat datang dan pulang) hambatan akibat sistem jaringan yang terputus sehingga kami harus menunggu hingga sistem terhubung kembali, kami pun segera ke booth penukaran uang (money changer) dengan rate konversi terbesar. Sesuai saran teman-teman dan traveler lain, kami hanya membawa US Dollar yang katanya memiliki nilai tukar cukup tinggi disini. 1 USD = 20.810 VND, itulah konversi terbesar yang kami dapatkan malam itu. Setelah itu kami mencari booth taksi dengan harga yang murah meriah. Sayangnya taksi Mailinh yang katanya merupakan salah satu taksi terbaik dan tidak akan menipu penumpangnya dengan tambahan biaya, booth-nya sudah tutup. Kami pun terpaksa mencari taksi lain dan mendapatkan harga termurah untuk 9 orang dengan menggunakan 2 mobil jenis Innova menuju daerah District 1 yaitu US$20. 
 
9 orang??? Bukankah kami ber-7? Hehe...ada 2 orang laki-laki (lupa namanya :p) yang mengamati kami pada saat kami bolak-balik mencari kurs terbaik. Tiba-tiba aku melihat mereka mendekati Dita yang sedang berdiri sibuk dengan handphonenya dan mengajaknya berbicara. Jiwa melindungi yang membawaku menghampiri mereka dan menanyakan ada apa. Aku tahu mereka orang Indonesia, aku juga tahu mereka terlihat seperti mencari teman di negeri antah berantah seperti ini. Tapi waspada tetap harus ditegakkan, jangan sampai kami tertipu bangsa sendiri di tanah orang :D. Seperti dugaanku mereka menanyakan dimana kami akan menginap dan menawarkan sharing taksi. Jadilah rombongan kami bertambah menjadi 9 orang. Awalnya kami mengira mobil Innova bisa menampung 7 orang dalam 1 mobil, jadi kami hanya butuh mengeluarkan US$10 untuk ber-7. Sehingga kami (lebih tepatnya aku, karena aku yang mengajak kedua laki-laki itu) sempat meminta mereka untuk membatalkan perjanjian sharing. Tapi ternyata pihak taksi bilang bahwa 7 orang dalam 1 mobil termasuk supir *sigh. Lah...yang 1 orang mau dikemanain?? masa iya supirnya yang kita tendang :)) Akhirnya aku pun menarik lagi kedua laki-laki tersebut untuk ikut bersama kami hehehe... Terasa aneh sih, tapi demi hemat biaya dan mumpung di negeri orang, cuek ajalah....toh belum tentu ketemu lagi.

Rombongan kami pun terpisah menjadi 2. Di taksi pertama ada aku, Asty, Dita dan kedua teman baru kami, yang langsung menuju Hotel Madam Cuc di Cong Quynh Street, District 1. Sedangkan di taksi kedua ada Pagit, Ina, Isti dan Mba Umah yang akan mampir ke kantor The Sinh Tourist untuk membayar tiket bus menuju Siem Reap yang telah kami booking via email.

Memasuki kota Ho chi Minh komentar pertama yang keluar dari mulutku adalah wow!! kota yang cukup ruwet. Setiap bangunan terlihat rapat dan terang benderang penuh lampu warna-warni. Kondisi jalan yang ramai dengan motor, hampir mirip dengan Jakarta daerah Roxy dan Kota. Tapi yang paling bikin wow adalah kabel-kabel listrik terlihat seperti kumpulan kabel yang gak jelas gulungannya. Ditambah lagi supir taksi kami yang super duper bikin jantungan. Menyikut kanan-kiri dan membunyikan klakson berkali-kali di jalan yang cukup padat, lumayan memacu adrenalin selama 30 menit perjalanan kami.

Kabel yang bakal bikin pusing PLN
Dan akhirnya kami pun tiba di Hotel tujuan kami. Disini kami sempat bingung, karena cara si supir taksi menunjukkan bahwa kami telah sampai dengan cara yang lucu. Supir kami memang tidak bisa berbahasa Inggris, dan tidak satupun dari kami yang bisa berbahasa Vietnam juga hehe... Jadilah bahasa tubuh yang ia gunakan. Ia sempat menghentikan mobil secara mendadak, kemudian meminta alamat hotel tujuan kami. Setelah itu memundurkan mobilnya dan menunjuk ke atas bagian luar mobil. Terang saja kami bingung dan menengok ke arah yang ia tunjuk. Sumpah...tidak menemukan clue sama sekali dengan maksud beliau :D. Begitu dia bicara, "Madam Cuc, hah?" - "Yeah, where?" jawabku. Sekali lagi dia menunjukkan tangannya ke atas. Arggghhh...mana??? aku gak ngerti? Masa hotel kami di atas?? Ya ampun...apa kami tertipu dengan tampilan di web seperti kata orang-orang? Aku mulai berpikiran negatif. Akhirnya si supir pun turun dan membukakan kami pintu. Menunjukkan dengan lebih jelas. Ahhh....ternyata plang Madam Cuc yang ada di atas, hotelnya mah tepat di depan kami hehe....

Memasuki hotel, kami langsung di sambut oleh nona cantik dan ramah. Ia langsung tahu bahwa kamilah tamu yang ditunggu. Ia meminta kami duduk dan menawarkan welcome drink teh atau kopi sambil menunggu rombongan kami yang lain. Ah, pantaslah hotel ini direkomendasikan oleh Lonely Planet. Pelayanannya memuaskan dan sangat ramah. Oiya, semua kru hotelnya adalah wanita lho. Mungkin itu mengapa nama hotelnya menggunakan kata "Madam". Sedang dua orang teman baru kami, setelah berhasil mendapatkan kamar di hotel yang sama tetapi beda gedung kami pun berpisah dengan mereka. Kebetulan rencana rute kami berbeda dengan mereka. Mereka memilih mengunjungi Na Thrang dan Dalat. 

Hotel Madam Cuc 127
Setelah masuk kamar dan menaruh ransel, kami segera keluar lagi untuk mencari makan malam. Berdasarkan info ada makanan India halal di Bui Vien Street dan kami pun menuju ke sana. Lumayan lama menunggu makanan kami disediakan, karena ternyata ibu yang menerima dan mencatat pesanan kami adalah sekaligus kokinya. Hihiy...rasanya ingin bantuin aja biar cepat.
Menu makan malam

Ini dia Resto India Halal di Bui Vien Street
Ketika kami kembali ke hotel, jam sudah menunjukkan pukul 24.00 WIB dan seperti dugaanku pada saat booking hotel, kami terkunci di luar. Pintu hotel sudah digembok. Karena kebanyakan hostel di Ho Chi Minh memang hanya buka sampai jam 23.00 WIB. Kami pun mencoba keberuntungan dengan mengetuk pintu. Jika kami beruntung, pintu terbuka dan jika buntung maka kami tidur di luar... hiks. Alhamdulillah, pintu terbuka...yeayyy!!! gak jadi tidur di luar. Ternyata kru hotel menunggu kami sambil tiduran dan nonton tv di ruang tamu hotel. Syukurlah....
Setelah bersih-bersih, kami pun segera tidur mengingat esok hari jam 06.00 WIB kami sudah harus check out dan langsung berangkat menuju Siem Reap dengan bus The Sinh Tourist.

Pengeluaran hari 1 :
1. Transport rumah - Soeta = Rp. 35.000,-
2. Airport tax = Rp. 150.000,-
3. Makan siang = Rp. 25.000,-
4. Saigon Taxi  = US$20 (9 orang) = Rp. 22.000,-/orang
5. Makan malam di New Delhi Indian Resto Halal Food at #250 Bui Vien St., Disc. 1, HCMC
   = VND 274.000 (4 orang) = Rp. 34.250,-/orang
6. Tip dan parkir Saigon Taxi  = VND 20.000 (5 orang) = Rp. 2.000,-
7. Hotel Madam Cuc 127 Cong Quynh Street, District 1, HCMC (2 single room & 1 double room) = US$68 (7 orang) = Rp. 94.714,-/orang

Total pengeluaran hari 1 = Rp. 362.964,-
 
Bersambung....
Selanjutnya >> Menuju Siem Reap (Hari 2)




12 komentar:

  1. mana sambungannya mba.........?

    BalasHapus
  2. Belum sempat :p. Sabar ya...

    BalasHapus
  3. Ya Allah, izin cutinya butuh tiga tanda-tangan :)

    -@p49it-

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3 paraf, bukan tanda tangan :D. Tanda tangannya mash 1 aja.

      Hapus
  4. Hei, ada aku disitu, hihi. eh tetep lho, ngiler liat menu makan malamnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa...kamooh di pojok resto :)) sedang apa?

      Hapus
  5. Blogwalking. Salam kenal ya mb. Nemu blog ini dari blognya Pagitta. Hotelnya cozy banget ya. Kayaknya pantas buat dijadiin referensi nih.

    BalasHapus
  6. Hai, salam kenal. Terima kasih sudah berkunjung :). Hotel ini termasuk salah satu yg direkomendasi Lonely Planet lho. Semoga berguna infonya.

    BalasHapus
  7. Mba booking hotelnya lewat mana?? agodakah.... salam kenal ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Nurzaenab...salam kenal. Aku waktu itu kontak mereka via webnya http://www.madamcuchotels.com/ untuk minta list harga dan permintaan kemungkinan ada penawaran diskon. Selanjutnya komunikasi dilanjutkan via email: madamcuc@hcm.vnn.vn.
      Saranku sih langsung ke email aja. Responnya cepat kok.

      Hapus
  8. Saya follow blog nya ya mbak... semoga bisa jadi teman ... kebetulan sy juga suka jalan2..

    BalasHapus
  9. Hehe...monggo. Terima kasih ya sudah berkunjung dan membaca. Semoga kita bisa saling tukar informasi

    BalasHapus